Haruskah 220Volt?

Haruskah 220Volt?

Di Tulis Oleh Call Me Daddy

Sebelumnya saya mengingatkan pembaca bahwa artikel ini di tulis hanya berdasarkan asmusi pribadi dan semoga membuka kesadaran bahwa selama ini saya merasa "DI TIPU" oleh sistem dan saya bukan ahli kelistrikan.

Selama ini kita selalu diajarkan bahwa Kebutuhan listrik rumah tangga itu harus 220 Volt agar bisa menyalakan berbagai peralatan rumah tangga.

Tapi tahu kah kalian bahwa rata-rata kebutuhan Voltase Listrik Rumah tangga adalah dibawah 35Volt setelah di turunkan catu daya?.

Contoh setelah menggunakan catu daya:

Komputer 12V - 5V

TV 12V dan TV LED 9V

Printer 9V

laptop 9V

Handphone 3,7V - 5V

Monitor 9V

AC(air Conditioner) 18V-24V

Lampu LED 3V

dan masih banyak lagi. Silakan tanya ke ahli elektronik.

Namun kenapa kita di berikan tegangan 220Volt yang berbahaya, jika yang di gunakan hanya di bawah 100 volt?

Apakah "sang pengatur" takut jika kita di ajarkan tegangan rendah, maka kita bisa membuat sumber listrik sendiri dirumah dan tidak membeli listrik kepadanya?

LOGIKA nya. Jika Elektronik kita memang butuh 220V, kenapa kok TV dan perangkat lainnya bisa nyala di Mobil? padahal mobil cuma punya tegangan 12-24 volt.

Jawabannya ada alat lain yang di sebut Converter. Nah???? Jadi intinya tegangan bisa di ubah sesuai kebutuhan oleh "end-user" dalam artian kita.

Kalau memang "Sang Pengatur" ingin masyarakat makmur, toh berikan saja kami alat pembangkit sederhana yang biayanya sangat murah. Dan masyarakat tidak akan lagi di bebani oleh tagihan yang mahal tiap bulannya.

Sebagai contoh Berikut Alat sederhananya. 

Video energi listrik abadi